Jumat, 29 April 2011

Musik keroncong

Setelah sekian lama di sibukkan dengan urusan saya sendiri sehingga lupa kalau punya blog sebagai tempat untuk sekedar menyimpan hal-hal kecil yang saya alami, maka hari ini saya sempatkan untuk menulis sesuatu yang akhir-akhir ini sedang membuat saya tergila-gila dan pastinya tidak terlepas dari yang namanya musik.
Oke langsung saja pada kesempatan ini saya akan membicarakan tentang musik keroncong, entah kenapa saat ini saya lagi gandrung (jatuh cinta) pada musik  keroncong sampai-sampai setiap browsing selalu mencari artikel yang membahas mengenai musik ini. Menurut artikel yang saya baca di wikipedia asal usul keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Adapun alat-alat musik yang digunakan antara lain adalah :
1. Cukulele (Cuk)
Gitar kecil berdawai tiga menggunakan senar nylon urutan nadanya adalah G,B dan E, suara dari alat ini yang membuat saya jadi suka dengan musik keroncong sampai-sampai saya memesan dari Surakarta untuk mendapatkan alat musik ini.
2. Cakalele (Cak)
Gitar ini hampir sama dengan cukulele tapi lebih tipis dan mempunyai empat senar yang terbuat dari baja, senar nomer 3 dan 4 berdekatan dengan suara yang sama, sampai kini saya masih belum tahu pasti urutan nadanya tapi menurut beberapa artikel yang pernah saya baca saat kita memainkan nada C maka cakalele memainkan nada F (disebut inF) nanti klo sudah dapat info pasti akan saya update mengenai cara memainkan alat music yang satu ini.
3. Biola
4.cello
5. Gitar melodi
6. Flute
7. Kontra bass/bass betot
Menurut saya pribadi musik keroncong adalah musik asli dari Indonesia, akan tetapi perkembangan musik ini tergolong lambat bila dibandingkan dengan genre musik yang lain seperti dangdut,pop, atau musik rock misalnya.hal tersebut mungkin dikarenakan alunan music keroncong lebih lambat dan lembut dari pada beberapa aliran music yang memiliki tempo lebih cepat seperti beberapa musik diatas sehingga kalangan muda kurang menyukainya. Dengan sedikit keberanian untuk mengimprovisasi keroncong saya yakin akan lebih banyak peminat dari kalangan muda.Seperti yang dilakukan oleh Bondan prakoso dengan keroncong protolnya terbukti banyak disukai oleh anak-anak muda. Kurangnya informasi dari cara memainkan musik ini pun juga salah satu yang menjadi kendala mengapa keroncong kalah bersaing merebut hati para pemuda. Seperti saya ini yang sekarang sedang ingin sekali belajar cara memainkan salah satu alat keroncong (cuk), masih sangat jarang ada buku atau tutorial di internet yang menjelaskan dengan detail cara-cara memainkannya.Harapan saya musik ini tidak akan pernah hilang karena kurangnya penerus sang maestro keroncong almarhum Gesang dan akan lebih banyak pemuda yang sadar  dan peduli untuk melestarikan kebudayaan asli dari Indonesia. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa kita masih sangat kurang menghargai musik warisan leluhur kita sendiri dan lebih suka dengan musik dari luar yang semakin mengikis nasionalisme kita.Giliran kebudayaan kita diakui oleh negara lain baru deh bingung. Kok jadi ngelantur gini ya, yah tapi itulah suara hati yang ingin saya sampaikan semoga bermanfaat.HIDUP MUSIK INDONESIA.    




Selasa, 08 Maret 2011

Sejarah musik dangdut

Tak ada pemusik dangdut yang berhak menyebut bahwa dialah yang telah menaikkan kelas dangdut. Sejak awal, jika dangdut ditarik ke awal kemunculannya, musik ini sudah diperuntukkan bagi semua kelas.

Akar dari dangdut adalah musik Melayu. Dan orang pertama yang menggunakan istilah "Melayu" dalam musik adalah dr. A.K. Gani, tokoh Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), pada 1938. Di mata Gani, musik Melayu adalah musik rakyat dan, katanya, "Bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan nasionalisme."

A.K. Gani memasukkan keroncong, orkes harmonium, dan irama Malaya ke dalam rumpun orkes Melayu. Sejak itulah, pada masa awal kemerdekaan, musik ini mendapat prioritas. Radio Republik Indonesia adalah media pertama yang meluaskan orkes Melayu ini hingga naik pamor dan menjadi musik yang merakyat.

Sepuluh tahun sejak "gerakan bersama" itu muncul berbagai corak Melayu dan yang paling menonjol adalah Melayu Deli. Instrumen yang dipakai dalam Melayu Deli ini antara lain akordeon, suling, bas, kadang-kadang gambus dan rebana (pengaruh musik Arab), juga gendang yang menghentak. Gendang ini dipakai untuk mengiringi tarian yang mengutamakan gerak kaki.

Begitu dominannya pengaruh Melayu Deli, jika orang menyebut "melayu" maka yang hidup di kepala masyarakat adalah Melayu Deli. Pada sekitar 1955, Orkes Melayu Chandralela pimpinan Mashabi dengan penyanyi-penyanyi Said Effendi, Ellya Agus (Ellya Khadam), Juhana Satar, dan Elvy Sukaesih sangat populer. Menyusul kemudian Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan Abdul Chalik dengan penyanyi Hasnah Thahar dan Husaimi. Ada juga A. Haris yang mencipta lagu yang sangat terkenal, Kudaku Lari.

Bersamaan dengan populernya musik melayu, pada awal 1960-an, pemerintahan Demokrasi Terpimpin membuka keran lebih lebar bagi film India, sementara film Barat ditutup. Raj Kapoor pun menjadi bintang yang paling dipuja. Sementara para pemusik melayu yang dinamis dan berirama mulai melirik ilustrasi musik India di film-film India. Mereka memasukkan sisi sentimental yang meratap seperti dalam film India ke dalam musik Melayu.

Husein Bawafie kemudian menciptakan lagu Boneka dari India buat Ellya Khadam. Ada pula Said Effendi yang menyodorkan lagu-lagu yang sentimental. Namun, Ellyalah yang kemudian dianggap memproklamasikan sifat India Melayu itu. Ellya tak banyak melakukan goyang tubuh, hanya sebatas pada menggoyangkan pundak dan kepala.

Instrumen orkes Melayu pun mulai berubah. Peran gendang mulai digantikan tabla yang populer di India. Munif Bahaswan, penyanyi dan penulis lagu dangdut, seperti dikutip Tempo (30 Juni 1984), menyebut Kudaku Lari (1953) sebagai lagu pertama yang memberanikan diri memasukkan suara gendang ala India pada orkes yang semula hanya memakai gitar, harmonium, bas, dan mandolin. Irama yang sama juga ada pada lagu India asli Awarabum.

Irama tabla itu tak cuma merangsang gerak kaki, tapi juga liukan tari India dan gerak doger atau jaipong. Inilah awal mula goyang menjadi pelengkap tak terelakkan dari orkes Melayu. Said Effendi menyebut masuknya tabla itu dengan istilah "irama tabla".

Lalu, dari mana istilah "dangdut" itu berasal? Said Effendi yang tak senang dengan istilah "dangdut", dalam Tempo (5 Mei 1979) mengatakan, "Istilah itu muncul karena perasaan sinis dari mereka yang anti musik Melayu."

Rhoma Irama (dulu Oma Irama) pada awal-awal pemunculannya itu pun menolak istilah yang saat itu mulai banyak digunakan. Rhoma berkeras menyebut orkesnya "Melayu". Ia menyebutkan istilah dangdut itu diberikan oleh mereka yang tak suka irama Melayu.

Tim Peneliti Lagu-lagu Melayu Radio Republik Indonesia pada awal 1980-an juga menolak dangdut masuk ke lingkungan irama Melayu. Mereka menyebut jenis itu sebagai "orkes tabla". Penolakan itu terbit dari semangat menjaga "keaslian Melayu", yakni musik Melayu Deli.

Said Effendi menunjuk Amengku, penyiar dari Radio Agustina yang pertama menyebut istilah "dangdut" pada 1977. Tapi istilah itu sudah muncul dalam laporan utama Tempo 22 Maret 1975.

William H. Frederick, orang Amerika yang membuat riset tentang dangdut, menyebut dangdut sebagai gejala onomatopoeia atau pembentukan kata berdasarkan bunyi. Jadi, bunyi "dang" dan "dut" pada tabla itulah yang kemudian populer dan menggeser Melayu Deli atau Orkes Tabla.

Pemusik Tonny Koeswoyo (Koes Plus)-lah yang justru kemudian lebih berani menempatkan nama "dangdut" sebagai induk dari tiga jenis musik yang berkembang luas di masyarakat: Melayu Deli, dangdut yang dipengaruhi Arab dan India, serta dangdut pribumi. "Dangdut pribumi, kalau didengarkan, talu gendang dan sulingnya tidak meliuk-liuk seperti India, namun tidak pula monoton seperti Melayu Deli," ujarnya.

Koes Plus kemudian ikut membuat album Melayu. Begitu juga Bimbo. Turunnya dua kelompok musik pop itu menambah keyakinan bahwa dangdut tak cuma bisa mencorongkan sang pelantunnya, tapi juga grup.

Yang kemudian begitu menyedot perhatian masyarakat Indonesia adalah munculnya Rhoma Irama dengan Orkes Soneta yang didirikan pada 1971. Frederick menghitung, pada 1980-an penggemar Rhoma Irama mencapai hingga 10 persen penduduk Indonesia.

Rhoma, dengan latar belakang seorang pemain band yang senang Beatles dan penggemar gitaris Ritchie Blackmore dari kelompok rock Deep Purple, mendekatkan dangdut pada alat-alat listrik. Ia juga mencoba memasukkan musik hard rock ke dalam komposisi dangdut. Dalam break lagu ia memasukkan irama tabla. Aksi panggungnya juga memasukkan asap sebagaimana pertunjukan God Bless.

Aksi dan lagu-lagu Rhoma yang kian digemari itu menjawab tudingan "musik kampungan" dari sejumlah pengamat musik. "Kebangkitan Soneta karena banyak cemoohan yang waktu itu muncul dari kalangan rock."

Pada 1975 itu musik Indonesia mencatat "wabah dangdut". Hampir semua pemusik Indonesia, "dari pop sampai klasik", meminjam ungkapan salah satu lagu Rhoma, mencoba memasukkan unsur dangdut ke dalam musik mereka.

Kini, dangdut bukan cuma telah mewabah, tapi sudah menjadi menu harian bagi masyarakat. Penyanyi dan grup dangdut pun silih berganti datang membawa "wabah"-nya masing-masing. Varian musik dangdut pun sudah kian berkembang. Boleh jadi, pada suatu saat dangdut pun bermetamorfosis menjadi musik lain, dengan nama yang lain. Kalau sudah jauh berkembang, siapa yang berani mengklaim bahwa dialah yang menjadi "pendekar" dan berhak mewarisi musik rakyat itu? yot/narila mutia

Koran Tempo
4 Mei 2003

http://www.korantempo.com/news/2003/5/4/Nasional/33.html

Senin, 07 Maret 2011

Istilah dalam musik

Semoga bisa nambah pengetahuan, istilah-istilah ini diambil dari beberapa sumber, jika ada yang menambahkan monggoh saja………..
Musik
bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).
Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut.
Ritme
Pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).
Melodi
Serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).
Harmoni
Secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya.
Pitch
Suara dapat diklasifikasikan dalam beberapa Pitch (titi nada), berdasarkan frekuensinya atau jarak yang mengacu pada pitch. Pengaturan adalah suatu proses yang dilakukan untuk not titi nada itu. Perbedaan pitch antara dua not disebut dengan interval.
Timbre
Dalam musik, Timbre adalah kualitas dari suara yang mencirikan seseorang dengan orang yang lain yang sesuai dengan spektrum suara.
World Music
Jenis musik yang menggabungkan antara western dan non-western-music. World Music berkembang sejak komponis Claude Debussy memboyong gamelan jawa ke Paris pada tahun 1889 untuk meramaikan perayaan 100 Tahun Revolusi Prancis. Pada umumnya orang mengenal istilah World Music sebagai gabungan musik etnik setempat dengan western-music atau musik (dari) barat.
Refrain
Bentuk pengulangan musik dalam sajak/syair. Penggunaan Refrain selalu dihubungkan dengan musik populer, terutama Rock n Roll, dimana sebuah lagu/musik yang berstruktur Verse-Chorus-Verse dalam tiap nyanyian. Dalam musik Refrain mempunyai dua bagian, yang berhubungan dengan lirik lagu dalam sebuah nyanyian dan nyanyian itu sendiri. Kadang Refrain memilliki kata yang berulang-ulang.

sumber : http://www.tembang.web.id

Tips membentuk grup band

Ingin membentuk sebuah grup band musik ? Tapi masih bingung bagaimana dan darimana harus memulainya ? Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah yang mungkin bisa anda coba ..

1 Bergabung dalam sebuah grup band yang baru terbentuk atau memilih sendiri personil-personil grup anda jika anda lebih menginginkan hal tersebut.
2. Pilih tempat yang cocok dan nyaman untuk berlatih bersama.
3. Ajak teman-teman anda sebagai pendengar ketika anda sedang berlatih.
4. Ketika anda sudah merasa cocok dengan personil yang telah dibentuk, teruslah berlatih dan berlatih lagi ..
5. Temukan warna musik yang sesuai dengan vokalis dan grup band anda.
6. Buatlah karakter yang unik dan menarik dari grup band anda.
7. Buatlah sendiri lirik dan lagu untuk dimainkan pada saat berlatih.
8. Tawarkan untuk tampil di acara-acara kecil seperti pesata ulang tahun ataupun di pesta pernikahan teman-teman terdekat anda.
9. Dapatkan agen untuk mengatur manajemen grup band anda.
10.Buatlah CD demo hasil latihan anda untuk dikirim ke pihak studio rekaman.
11.Jangan lupa untuk bergabung di komunitas grup band online.
12.Setelah musik anda diterima oleh temen-teman ataupun orang lain, jangan lupa untuk segera memperbanyak CD rekaman anda.
13.Cobalah agar grup band anda berbeda dengan grup-grup band yang telah ada. Mungkinn dalah hal nama, logo, warne musik atau gaya anda waktu tampil di panggung.
14.Mintalah saran dan pendapat pada orang-orang yang telah lama terjun dalam bidang musik ataupun pada temen-teman anda, agar setiap kesalahan dapat segera diperbaiki dan dari hari kehari grup anda mengalami peningkatan dan kemajuan yang berarti.
15.Pastikan anda dan anggota grup anda semuanya menyukai dan mencintai musik dalam kehidupan mereka.

dari:http://www.kawula-muda.com

Jumat, 04 Maret 2011

Alat Musik Tradisional Melayu

Musik merupakan salah satu hiburan bagi manusia. Dengan musik perasaan menjadi tenang dan damai. Sejak zaman dahulu musik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Tidak terkecuali di tanah Melayu Riau. Tanah Melayu adalah salah satu daerah yang memiliki musik yang unik.

Alat musik melayu dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu:
- Aerofons adalah alat musik tiup.
- Cordofons adalah instrumen musik yang memiliki senar yang dimainkan dengan cara dipetik.
- Idiofons adalah instrumen musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul.
- Membranofons, alat musik yang terbuat dari kulit atau membran yang membentang di atas instrumen untuk menghasilkan suara yang bila dipukul.

Pada budaya Melayu, alat musik digunakan untuk mengiringi tarian atau lagu-lagu tradisional Melayu. Berikut beberapa alat musik tradisional Melayu Riau:

1. Rebana Ubi

Alat musik ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno. Rebana ubi sering digunakan saat upacara pernikahan.Selain itu Rebana ubi juga digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu.

2. Kompang

Kompang merupakan alat musik Melayu yang paling populer saat ini, kompang banyak digunakan dalam berbagai acara-acara sosial seperti pawai hari kemerdekaan. Selain itu alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi lagu gambus. Kompang memiliki kemiripan dengan rebana tetapi tanpa cakram logam gemerincing di sekelilingnya.

3. Sape

Sape adalah seruling tradisional masyarakat Melayu. Alat musik dibuat dengan bambu panjang yang dilubangi sehingga menghasilkan nada yang indah. Alat musik ini dapat dimainkan dengan cara ditiup. Sape digunakan untuk melengkapi musik tarian tradisional Melayu. Selain itu, sape juga digunakan sebagai pelengkap musik pengiring dari lagu tradisional Melayu. Sampai saat ini alat musik ini masih sering digunakan. Salah satunya adalah untuk mengirinya musik dangdut (perkembangan dari musik Melayu).

Sumber : www.pekanbaruriau.com

Jumat, 25 Februari 2011

Musik Dangdut....

Aku mau bicara soal musik....tentu bagi para penggemar musik....
Itu adalah sepenggal syair lagu milik bang haji Rhoma Irama yang berjudul Musik yang hits sekitar tahun 80 an, perkembangan musik di tanah air akhir-akhir ini memang berkembang sangat pesat, berbagai aliran musik dari luar begitu banyak mempengaruhi genre musik di Indonesia seperti hip hop,RnB,Pop atau pun Boys band yang saat ini mulai bangkit kembali. Salah satu musik yang hingga saat ini gak ada matinya (menurut saya) adalah musik dangdut, siapa yang gak tau musik dangdut semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan musik tersebut. Nah sekarang saya hanya ingin berbagi pengalaman saya yang pernah sedikit mempelajari bermain musik dangdut ini meskipun hanya sebentar. Pertama mungkin perlu di ulas mengenai alat musiknya karena musik ini menggunakan alat yang lebih banyak dari pada musik pop atau sejenisnya. Oke deh langsung saja yang pertama adalah :
1. Gendang
Alat musik ini katanya sih berasal dari India cara memainkanya yaitu dengan cara di pukul menggunakan jari, alat musik ini yang paling berperan besar dari musik ini karena suaranya yang dominan gak ada putus-putusnya boleh di bilang nyawanya nih..klo di grup Orkes Melayu (disingkat OM) yang terkenal di Jawa Timur yaitu OM Palapa tukang gendangnya namanya Slamet.
2. Seruling Bambu
Pasti udah pada tau sama alat musik tiup ini menurut informasi alat musik yang paling susah di mainkan karena orang yang memainkanya harus punya pernafasan yang panjang dan feeling yang kuat terhadap nada.
3. Tamborin (bahasa jawanya kecer atau ecek-ecek)  dan simbal
Alat musik ini...mmmm...gimana ya nyritainnya pokoknya suara yang di keluarkan bikin rame dan enak, meskipun kelihatannya sederhana tetapi ternyata cara maininnya gak gampang harus tau tempo musiknya karena klo gak bakalan morat marit itu musik..
4.Bass Gitar
Semua pasti juga udah pada tau, dalam musik dangdut alat musik ini juga sangat menentukan enak atau enggaknya suatu grup, gak boleh salah mainin chordnya karena akan sangat kentara sekali klo pas manggungg malu-maluin..hehe..
5. Gitar Rythem
Dalam musik dangdut rythem sebagai penyeimbang, paling enak tukang mainin ini klo ada salahnya gak ketahuan..hihihi..
6. Gitar Melodi
Ini dia favorit aku memang gak begitu dominan tapi pemain melodi ini biasanya didaulat sebagai leader di grup, cara maininnya pun harus halus metik senarnya kebanyakan lebih mengandalkan teknik bending dan dan hammer jadi gak asal petik aja.
7.Mandolin
Semacam gitar tapi kecil mempunyai dawai 4 biasanya satu dawai mempunyai 2 senar. 
8. Keyboard atau organ
Dalam musik dangdut biasanya di butuhkan dua orang untuk memainkan yang satu string terus yang satunya lagi istilahnya ngrucil..keyboard ini harus ada sebab klo gak ada akan mengurangi harmonisasi musik atau lebih gampangnya serasa ada yang kosong.

Sebenarnya ada beberapa alat musik lagi yang bisa di masukkan diantaranya terompet dan drum tapi tanpa dua alat musik tersebut sudah lumayan rame dan bisa bikin tawuran..hehehe. Sepertinya sekian dulu deh klo ada waktu ntar kita terusin lagi..oya buat master-master dangdut klo ada salahnya mohon koreksinya...